Kumpulan tanaman-tanaman yang dijadikan sebai obat tradisional sehingga tubuh menjadi sehat

Minggu, 15 Oktober 2023

Banyak Olahraga Bantu Anak Lebih Mudah Atasi Stres

Oktober 15, 2023 Posted by Abdul Rohman No comments


Olahraga dapat membantu anak mengatasi stres secara lebih baik. Olahraga ataupun aktivitas fisik lainnya juga bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular pada anak.

Olahraga memiliki banyak manfaat. Sejumlah studi telah membuktikan bahwa olahraga dapat membantu orang dewasa untuk mengurangi rasa stres yang dialami. Namun, apakah hal yang sama juga berlaku pada anak usia sekolah?

Studi yang dilakukan oleh peneliti Universitas Basel, Swiss, menunjukkan anak-anak sekolah bisa lebih baik mengatasi stres jika mereka melakukan banyak olahraga setiap hari. Studi tersebut dilakukan oleh Manuel Hanke dan Sebastian Ludyga yang dipublikasi di Journal of Science and Medicine in Sport.

”Anak-anak yang aktif secara teratur tampak memiliki reaksi stres yang berkurang secara umum. Anak yang berolahraga lebih dari satu jam per hari ternyata menghasilkan lebih sedikit hormon kortisol dibandingkan anak-anak yang kurang aktif,” kata Manuel dikutip dalam Sciencedaily, 5 September 2023.

Penelitian yang dilakukan Manuel dan Sebastian melibatkan 110 anak usia 10-13 tahun dengan menggunakan sensor pelacak pergerakan. Penelitian dilakukan selama satu minggu.

Dalam penelitian, anak-anak yang menjadi subyek penelitian diminta untuk melakukan tugas yang dapat memicu terjadinya stres dan di waktu terpisah juga diminta melakukan tugas yang tidak membuat stres. Pengujian reaksi stres fisik dilakukan melalui pengujian konsentrasi hormon kortisol pada air liur.

Sebastian menyampaikan, kemampuan untuk mengatasi stres yang lebih baik pada anak yang aktif dinilai dipengaruhi oleh kadar hormon kortisol yang juga meningkat selama berolahraga. Hormon kortisol biasanya akan meningkat ketika seseorang berada dalam kondisi tertekan yang bisa menimbulkan stres.

”Ketika anak-anak rutin berlari, berenang, memanjat, dan aktivitas fisik lainnya, otak akan belajar mengasosiasikan peningkatan hormon kortisol dalam tubuh sebagai sesuatu yang positif. Hubungan positif ini yang membantu mencegah konsentrasi kortisol meningkat ke level yang lebih tinggi, misalnya ketika sedang di situasi ujian,” ujar Sebastian.

Aktivitas fisik

Sesuai dengan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), usia anak sebaiknya melakukan aktivitas fisik selama 60 menit dalam sehari. Selain untuk mengatasi stres, aktivitas fisik bermanfaat untuk mencegah dan menangani penyakit tidak menular, seperti jantung, diabetes, dan kanker. Aktivitas fisik juga meningkatkan keterampilan berpikir dan belajar.

Pada orang yang kurang aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 20-30 persen dibandingkan orang yang cukup aktivitas fisik. Sayangnya, 80 persen populasi remaja di dunia kurang aktivitas fisik.

Berdasarkan rekomendasi WHO, lama aktivitas fisik yang disarankan berbeda setiap usia. Pada bayi usia kurang dari satu tahun, setidaknya perlu dilakukan gerakan seperti tengkurap atau permainan interaktif di lantai selama 30 menit. Bayi tidak disarankan untuk terlalu lama berada di tempat duduk atau kereta bayi.

Sementara anak usia 1-2 tahun setidaknya perlu melakukan aktivitas fisik selama 180 menit dengan intensitas apa pun. Penggunaan gawai yang terlalu lama lebih dari satu jam sangat tidak disarankan.

Pada anak usia 3-4 tahun, aktivitas fisik sebaiknya dilakukan minimal selama 180 menit dengan 60 menit di antaranya merupakan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga berat. Anak usia 5-17 tahun setidaknya harus melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga berat selama 60 menit. Setidaknya dalam tiga kali seminggu melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas tinggi serta aktivitas yang dapat memperkuat otot dan tulang, seperti senam gimnastik atau push up.

Pada dasarnya, setiap anak sudah bisa memenuhi waktu minimal untuk beraktivitas fisik jika mereka dibiarkan bermain secara aktif. Berjalan kaki merupakan jenis aktivitas fisik sedang, sedangkan berlarian sudah masuk pada aktivitas fisik dengan intensitas yang cukup berat.

sumber: kompas.co.id

0 komentar:

Posting Komentar